Senin, 21 Juni 2010

Workshop Sistem Inovasi Nasional (SINAS)

Kementerian Riset dan Teknologi (RISTEK) bekerja sama dengan Kementerian Riset dan Pendidikan Jerman, menyelenggarakan Sebuah Workshop Sistem Inovasi Nasional (SINAS), Sistem Inovasi Daerah (SIDA), dan manajemen inovasi digelar sebagai hasil kerjasama dari Kementerian Riset dan Teknologi beserta Pemerintah Republik Federal Jerman, khususnya dari Kementerian Federal Riset dan Pendidikan (BMBF), mulai 29 Maret - 1 April 2010.

Menteri Riset dan Teknologi, Suharna Surapranata dalam sambutannya, menjelaskan,"Kerjasama bukan hanya antara lembaga litbang-pemerintah tetapi juga kerjasama kolegial antar pemerintah, antar industri dan antar lembaga litbang."

Lebih lanjut Suharna memaparkan,"Ada tiga elemen dasar membangun SINAS yaitu kapasitas pendidikan dan pelatihan, kapasitas investasi, dan kapasitas kelembagaan inovasi."

Ketiga elemen tersebut mendukung kemajuan iptek,karena mendorong pendekatan masalah riil melalui iptek, dan keterlibatan secara nyata ilmuwan dalam aktivitas penerapan iptek.

Namun selama ini, sistem inovasi yang ada di Indonesia masih mengalami banyak kendala dan hambatan. Ketua Tim Pembentukan Komite Inovasi Nasional, Prof. Dr. Ir. Zuhal mengungkapkan, "Hambatan utama dari keberhasilan sistem inovasi nasional adalah belum adanya institusi yang secara khusus mengimplementasikan SINAS dan ketidakjelasan regulasi terkait." Zuhal berharap,"Komite Nasional yang bertanggung jawab keberhasilan SINAS dan mengkomandoi institusi lainnya perlu dibentuk."

Selain itu, Zuhal menegaskan pentingnya peran kepala negara dalam keberhasilan SINAS. Menurut Zuhal, keaktifan dan konsistensi kepala negara dalam mendukung dan mendorong sinergi sistem inovasi terbukti dapat menghasilkan inovasi yang berhasil.

Sistem inovasi nasional tidak dapat berdiri sendiri. Dalam prakteknya, SINAS bagaikan kubus dengan tiga sisi yang berbeda namun saling mendukung. Ketiga sisi tersebut mewakili: (1) sistem inovasi daerah, (2) sistem inovasi structural dan (3) klaster industri. Sinergi antara ketiga unsur tersebut mutlak adanya untuk mencapai keberhasilan SINAS Di Indonesia, ketiga unsur tersebut sudah ada namun diperlukan penataan agar SINAS menjadi semakin baik. Kunci dari keberhasilan sebuah sistem, termasuk SINAS adalah kemitraan yang baik dan saling menguntungkan, ujar Dr. Marzan A Iskandar selaku ketua BPPT dalam pemaparannya.

Acara ini dihadiri oleh lebih dari 160 peserta dari berbagai instansi pemerintah dan juga perwakilan dari industri serta akademisi. Turut hadir dalam acara ini Tifatul Sembiring, Menteri Komunikasi dan Informatika, Dr. Idwan Suhardi, Deputi Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Iptek – RISTEK, Dr. Lukman Hakim APU, Wakil Kepala LIPI, Syamsul Arifin, Direktur Utama Kimia Farma, Norbert Bass, Duta Besar Jerman untuk Indonesia, Gerd Meier zu Kocker, Direktur VDI/VDE Innovation + Technik GmbH yang turut memberikan pemaparan materi berjudul Supporting National Innovation Systems with -Experiences in Germany and other Countries, Dr. Marzan A Iskandar, Kepala BPPT, Prof. Dr. Ir. Zuhal, Ketua Tim Pembentukan Komite Inovasi Nasional, Sangkot Marzuki Ketua Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia, Adrianto Handoyo Ketua DRN, Para Kepala Lembaga dan perwakilan dari Kementerian dan instansi pemerintah terkait, perwakilan perguruan tinggi, Industri serta perwakilan dari negara-negara sahabat. (sumber&foto: ristek)


Sumber :
http://www.bic.web.id/in/berita/berita-terkini/401-workshop-sistem-inovasi-nasional-sinas.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar